"Aromanya, kasurnya dan pangkuannya (ibu) lebih baik daripada engkau, sampai ia menginjak remaja dan telah memilih keputusannya sendiri". ( Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhu )
Nak..ibu berangkat ya? Si Ibu pamit dengan air mata yang di simpan dalam lubuk hatinya. Terlebih ketika melihat begitu lucunya sang buah hati. Padahal baru tiga bulan lalu ia melahirkan. Sekarang harus berpisah sementara untuk beberapa waktu, karena jatah cuti melahirkan telah habis.Cipika-cipiki berulang, gemes, rindu, sedih dan suka. Bercampur mengaduk suasana hati pagi jelang perpisahan perdana sang ibu dan anaknya. Tuntutan kebutuhan hidup di kota besar,Jakarta..hmm, begitulah!
Harapan untuk memberikan ASI eksklusif pun pupus sudah. Maafkan ibu nak, sang ibu membatin dalam jiwa. Sayang ibu harus berangkat, nanti telat. Gakkkkkkkk mauuuuuuuuuuu, teriak anak pertama yang sudah usia sekolah TK. Aku dan dede mau ibuuuuuuuuuuu, teriaknya makin keras. Pegang erat sang ibu dengan kedua tangannya yang mungil.Mba-mba tolong pegang anak-anak nih! Saya sudah telat. Sang ibu memberikan ciuman terakhir kepada kedua buah hatinya. Kakak jaga dede ya? Jangan bandel ya? Kalau mau jajan minta sama si mba ya! Assalamualaikum sayang...mmmmuahhh.
Belum lagi ketika sang ibu kemarin habis membaca artikel parenting. Bahwa untuk keperluan mandi, buang air kecil dan besar. Pada saat balita sangat baik sekali bila dilakukan orang tuanya langsung yang full menjalankan peran ini. Banyak para pedopilia berkeliaran disekitar kita dan dengan suka hati membantu, menggantikan peran ayah ibu yang mereka tinggalkan. Kita tidak tahu apakah si mba atau orang-orang yang membantu kita pedopilia atau bukan. Karenanya kewaspadaan harus lebih ditingkatkan lagi.
Menjaga buah hati kita dan dekat serta dampingi saat tumbuh kembangnya. Merupakan kebutuhan yang akan sangat membantu di masa depan anak-anak kita. Jika pola kita lebih banyak meninggalkan anak-anak saat tumbuh kembang. Ada kemungkinan besar saat sang anak telah berumah tangga dan mempunyai anak. Bisa melakukan copy paste cara mendidik anak dari pengalaman masa lalunya yang di dapat dari orang tuanya.
Tidak menyalahkan orang tua (ayah ibu) yang membangun karir rumah tangga plus karir bisnis atau kerjaannya diluar rumah. Saya hanya membuka kisah-kisah yang terjadi saja dan jangan sampai penyesalan datang dikemudian. Karena kualitas waktu yang kita berikan pada buah hati tercinta terabaikan, karena lebih mengutamakan tumpukan-tumpukan keinganan membangun karir diluar rumah. Membangun dan menyiapkan generasi dari rumah juga merupakan sebuah karir mulia seorang ibu dan ayah. Apalah artinya kesuksesan diluar tanpa diiringi kesuksesan buah hati kita. Banyak anak-anak yang memakai narkoba berawal dari minimnya perhatian orang tua. Teman menjadi segala tempat curhat terbaiknya, tak peduli apakah itu teman baik atau menjerumuskan anak kita. Bila anak sudah pada posisi ini, kita sebagai orang tua. Harus segera berlari, agar anak bisa menumpahkan isi hatinya pada kita. Bukan pada teman yang menghancurkan masa depannya.
Beberapa tahun yang lalu ada seorang ibu yang sudah keriput. Seluruh rambutnya sudah memutih(gambar sang ibu ada diatas). Masih saja bekerja dan bahkan tempat mencari nafkahnya jauh dari kampung kelahirannya. Demi, sang anak, konon katanya. Kisah ini tamparan buat saya, mampukah untuk membahagiakan dan memberikan yang terbaik untuk ibuku. #NTMS
Mama
-Rinto Harahap-
Mama lihatlah diriku
Aku masih ada disisimu
Jangan kau bersedih, jangan kau ingat lagi
Dia telah pergi untuk s’lamanya
Mama kuatkan hatimu
Dia pun tak ingin kau bersedih
Bila engkau rindu, bila engkau letih
Tidurlah mama sayang disisiku
Seluruh jiwa ragaku
Segalanya untukmu mama
Janganlah ku dengar lagi engkau menangis
Badanmu kurus dan letih
Biarlah tidur dan bermimpi
Mimpikanlah hari ini akan berganti
Kaulah nadi hidupku mamaku
Hapuslah air mata dari pipimu
Cantiknya raut wajahmu mamaku
Berilah senyum senyum yang indah di bibirmu
Seluruh jiwa ragaku
Segalanya untukmu mama
Janganlah ku dengar lagi engkau menangis
Badanmu kurus dan letih
Biarlah tidur dan bermimpi
Mimpikanlah hari ini akan berganti
Penulis: Tri Joyo Adi
0 komentar :
Posting Komentar